Hewan Apa Yang Sudah Punah Di Laut

Tikus pohon verhoeven

Masih membahas soal hewan endemik Pulau Flores yang juga serumpun dengan tikus di Pulau Flores, terdapat satu lagi jenis tikus yang telah dinyatakan punah yaitu tikus pohon verhoeven atau dikenal dengan nama latin Papagomys theodorverhoeveni.

Banyak pakar meyakini jika binatang ini telah punah sekitar 1500 SM, tapi IUCN menyatakan hewan pengerat ini punah pada 1996 lalu. Jika kamu penasaran seperti apa bentuknya, tikus ini berukuran sangat besar dibandingkan tikus pada umumnya, lho!

Baca Juga: 5 Hewan Marsupial, Ternyata Ada Dua di Indonesia

Hewan asli Indonesia yang sudah punah ini mempunyai nama latin Panthera tigris sondaica yang sudah punah sejak 1980-an. Padahal, hewan karnivor ini banyak sekali ditemui. Namun, pada 1950-an, jumlahnya mulai berkurang karena habitatnya difungsikan sebagai lahan pertanian oleh orang Jawa.

Harimau jawa seperti harimau pada umumnya. Harimau jawa jantan memiliki berat yang lebih besar ketimbang betina, yaitu memiliki panjang sekitar 2,34 meter dan berat 100--141 kilogram. Sementara, betinanya memiliki panjang sekitar 2,43 meter dengan berat 100--141 kilogram.

Masih satu rumpun dengan harimau penghuni asli Pulau Jawa, harimau bali yang memiliki nama latin Panthera tigris balica ini menjadi hewan asli Indonesia yang sudah punah terakhir dan tidak akan pernah bisa kamu temui lagi saat ini.

Harimau penghuni asli Pulau Bali ini menjadi target perburuan besar-besaran oleh penduduk sekitar yang mengincar kulitnya untuk dijual. Secara resmi, pemerintah menyatakan harimau bali punah pada 27 September 1937.

Semoga hal ini tidak terjadi ke harimau sumatra yang serumpun dengan harimau jawa dan harimau bali, ya. Jumlah Harimau Sumatra sendiri kini semakin sedikit. Adapun, beberapa hewan lain yang telah dinyatakan hampir punah, yaitu pesut mahakam, badak bercula satu, burung maleo, dan masih banyak lagi.

Mari bersama kita menjaga dan peduli akan kelestarian hewan liar. Kutuk keras aksi perburuan liar sebagai bentuk dukungan kita untuk membantu pemerintah melestarikan hewan yang dinyatakan akan segera punah.

Baca Juga: 7 Hewan Ini Terancam Punah karena Sering Diburu Manusia, Menyedihkan!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Laju kepunahan berbagai spesies semakin menakutkan. Tidak heran, jumlah hewan yang sudah punah kian meningkat.

Hilangnya satu per satu spesies dari muka bumi mengartikan berkurangnya satu per satu kekayaan ragam hayati yang ada di alam.

Pada akhirnya, kerusakan alam dan hilangnya spesies tidak bisa kembali seperti semula.

Para ahli bahkan memperkirakan bahwa setiap tahunnya, puluhan bahkan ratusan spesies punah di alam liar.

Kepunahan beberapa hewan juga disebabkan oleh berbagai faktor, terutama intervensi manusia lewat perburuan maupun perusakan habitat aslinya.

Baca Juga: Mengenal Ciri dan Karakteristik Hewan Mamalia, dan 15 Contoh Hewannya

Tikus hidung panjang flores

Tikus hidung panjang flores memang memiliki bentuk hidung yang panjang tidak seperti tikus pada umumnya yang kita temui saat ini. Memiliki nama latin Paulamys naso, hewan pengerat ini diyakini adalah penghuni Pulau Flores.

Hal ini berdasarkan pada penemuan fosil di beberapa wilayah di Pulau Flores pada 1981. Sekitar tahun tersebut, banyak juga laporan dari masyarakat sekitar terkait keberadaan hewan pengerat tersebut di sekitar Hutan Montane, Flores Barat. Namun, kini keberadaannya tidak pernah terlihat lagi hingga diperkirakan telah punah.

Baca Juga: 6 Hewan yang Berubah Warna Jadi Putih Ketika Musim Dingin, Apa Saja?

Masih satu rumpun dengan tikus hidung panjang flores, flores cave rat atau tikus gua flores juga diyakini telah punah sejak lama. Keberadaan hewan pengerat dengan nama latin Spaleomys florensis ini diketahui dari beberapa subfosil yang tersebar di banyak gua di Pulau Flores.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Baca Juga: Belum Punah, 5 Mitos Seputar Dinosaurus yang Dipercaya Banyak Orang

Kuau bergaris ganda

Hewan seperti burung merak ini bernama latin Argusianus bipunctatus, yang termasuk dalam jenis unggas. Hewan ini tersebar dari Sumatra hingga Jawa pada zaman dahulu.

Meskipun bukit keberadaannya sangat sedikit, beberapa bulu yang ditemukan dikirim ke London untuk diteliti. Hingga akhirnya, International Union for Conservation of Nature (IUCN) menyatakan jika kuau bergaris ganda masuk dalam kategori hewan yang telah punah.

Baca Juga: 9 Cara Unik Hewan Mendinginkan Tubuh saat Gerah, Malah Peluk Pohon?

Kucing bergigi Sabre

Sering disebut Harimau Bergigi Sabre atau Singa Bergigi Sabre, mereka hidup 55 juta hingga 11.700 tahun yang lalu. Kucing bergigi pedang adalah karnivora dengan gigi taring yang memanjang seperti pisau dengan ppanjang mencapai 50 cm. Memiliki bentuk seperti beruang, mereka diyakini sebagai pemburu yang hebat dan hewan buruan seperti sloth dan mammoth.

Kucing-kucing ini dapat membuka rahang mereka pada sudut 120 derajat – hampir dua kali lebih lebar dari singa modern! Diyakini kepunahan Kucing Bergigi Sabre mungkin terkait dengan penurunan dan kepunahan herbivora besar yang mereka buru. Penjelasan lain termasuk perubahan iklim dan persaingan dengan manusia.

Demikian beberapa hewan yang sudah punah. Untuk mencegah lebih banyak lagi hewan yang memiliki nasib seperti mereka, ajarkan anak-anak untuk melestarikan hewan ya, Parents.

Jenis-Jenis Hewan Bertulang Belakang, Yuk, Ajarkan pada Si Kecil

10 Hewan Terbesar di Dunia, Ada yang Beratnya Sekitar 180 Ton!

10 Hewan Purba Ini Ternyata Masih Hidup, Ada yang Lebih Tua dari Dinosaurus!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

Dilansir World Wide Fund for Nature (WWF), setiap tahun, ada sekitar 10 ribu spesies hilang selamanya dari muka Bumi. Data tersebut menggambarkan jika hewan punah di dunia telah ada di level yang sangat mengkhawatirkan.

Tak hanya di dunia, di Indonesia pun sudah banyak hewan punah yang kini tak lagi bisa kita temui. Berikut adalah beberapa hewan asli Indonesia yang sudah punah yang tak akan pernah kita lihat lagi wujudnya.

Baca Juga: 5 Hewan Paling Malas di Dunia, Ada Panda hingga Koala

Lumba-lumba Putih Baiji

Lumba-lumba Putih Baiji, juga disebut Lumba-lumba Sungai Cina, hanya dapat ditemukan di Sungai Yangtze di Cina. Mamalia ini bisa tumbuh hingga 2,4 meter dan beratnya mencapai 250 kg. Mereka mengandalkan ekolokasi untuk menavigasi dan berburu doa karena mata mereka yang kecil dan penglihatan yang sangat buruk.

Tinggal di Yangtze selama 20 juta tahun, jumlah mereka menurun drastis dari 1950-an dan seterusnya. Seiring industri China, sungai digunakan untuk memancing, transportasi, dan pembangkit listrik tenaga air yang memiliki pengaruh besar terhadap mamalia tersebut. Meskipun tidak secara resmi tercatat punah, tidak ada yang pernah melihat Lumba-lumba Sungai Yangtze sejak tahun 2002.

Ibex Pyrenea adalah salah satu dari empat subspesies Ibex Spanyol atau Kambing Iberia yang ditemukan di Semenanjung Iberia. Ibex akan tumbuh setinggi 60-76 cm di bahu dan berat 24-80 kg.

Mereka makan rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Mereka diperkirakan berjumlah 50.000 secara historis, tetapi pada awal 1900-an jumlahnya turun menjadi kurang dari 100.

Penyebab pasti kepunahan Ibex Pyrenean tidak diketahui. Namun, ilmuwan percaya faktor yang terbesar adalah perburuan dan ketidakmampuan untuk bersaing dengan mamalia lain untuk makanan dan habitat. Ibex Pyrenean terakhir terbunuh oleh pohon tumbang di Spanyol utara pada tahun 2000.

Artikel terkait: Mengenal Daur Hidup Hewan Beserta Jenis dan Contohnya

Berasal dari Amerika Utara, Merpati Penumpang telah punah sejak awal abad ke-20. Diperkirakan bahwa antara 3 hingga 5 miliar Merpati Penumpang menghuni AS ketika orang Eropa tiba di Amerika Utara. Namun, ekspansi permukiman yang dilakukan oleh ornag Eropa menyebabkan deforestasi massal yang mengakibatkan hilangnya habitat dan pengurangan populasi burung.

Pada abad ke-19 daging merpati dikomersialkan sebagai makanan murah bagi orang miskin yang mengakibatkan perburuan dalam skala besar terhadap merpati jenis ini. Merpati Penumpang mati di alam liar sekitar 1900 dengan individu terakhir yang diketahui meninggal di penangkaran pada tahun 1914.

Berasal dari Australia, Tasmania, dan New Guinea, Harimau Tasmania berbeda dengan harimau pada umumnya. Sebab, hewan itu memiliki penampilan seperti anjing berukuran sedang hingga besar. Ia memiliki berat 30 kg dengan panjang hidung hingga ekor hampir 2 meter.

Namun, garis-garis gelap membuatnya tampak seperti harimau. Hewan ini diyakini punah karena perburuan besar-besaran dan adanya aktivitas perambahan manusia ke habitatnya. Harimau Tasmania liar terakhir dibunuh antara 1910 dan 1920, dengan penangkaran terakhir mati di Kebun Binatang Hobart, Tasmania pada tahun 1936.

Dinamakan setelah George Steller, seorang naturalis yang menemukan makhluk itu pada 1741, Stellers Sea Cow adalah mamalia herbivora besar. Dipercaya bahwa Sapi Laut Stellers yang tumbuh setidaknya 8-9 meter dan berat sekitar 8-10 ton, menghuni Kepulauan Dekat, barat daya Alaska dan Kepulauan Komandan di Laut Bering.

Diyakini bahwa mamalia itu jinak dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk makan rumput laut. Oleh karena ia tidak dapat menenggelamkan tubuhnya yang besar, hewan ini pun rentan terhadap pemburu manusia. Dalam 27 tahun penemuan oleh orang Eropa, Sapi Laut Steller diburu hingga punah.

Artikel terkait: 10 Hewan Paling Aneh di Dunia, Beberapa di Antaranya Belum Parents Dengar

Seekor burung besar dan tidak bisa terbang ditemukan di Atlantik Utara dan sejauh selatan Spanyol Utara. Ia memiliki tinggi rata-rata 75 hingga 85 cm dan berat sekitar 5 kg. Great Auk adalah perenang kuat yang mampu berburu di bawah air untuk mencari makanan.

Koloni terakhir Auks tinggal di Pulau Eldey dan pada 1835 mereka semua terbunuh. Burung terakhir dibunuh oleh tiga orang yang menangkapnya di St Kilda, Skotlandia pada 1844. Ketika badai besar melanda, mereka percaya bahwa auk adalah penyihir dan menyebabkan badai. Jadi mereka membunuh hewan tersebut.

Dodo adalah seekor burung punah yang menghuni Mauritius. Dodo memiliki tinggi sekitar satu meter dan beratnya mungkin 10 hingga 18 kg. Satu-satunya catatan yang ada tentang penampilan Dodo adalah melalui berbagai ilustrasi dan catatan tertulis dari abad ke-17 sehingga penampilan persisnya tetap belum diketahui secara pasti.

Diduga burung tersebut tidak dapat terbang karena ketersediaan sumber makanan yang melimpah (biji, akar dan buah yang jatuh) dan relatif tidak adanya predator. Pelaut Belanda pertama kali mencatat penyebutan dodo pada 1598.

Burung itu diburu hingga punah oleh pelaut dan hewan peliharaan mereka. Penampakan Dodo terakhir yang diterima secara luas adalah pada tahun 1662.

Mammoth adalah amalia yang sangat besar, diyakini berkerabat dekat dengan gajah modern. Nenek moyangnya bermigrasi keluar dari Afrika sekitar 3,5 juta tahun yang lalu, menyebar ke seluruh Eurasia utara dan Amerika Utara. Makhluk ini tingginya lebih dari 4 meter dan beratnya bisa lebih dari 6 ton.

Seluruh tubuh mereka ditutupi bulu dan taring melengkung mereka bisa dengan mudah mencapai panjang 5 meter. Mammoth akhirnya menghilang 10.000 tahun yang lalu melalui kombinasi perburuan oleh manusia dan hilangnya habitatnya karena perubahan iklim. Populasi Mammoth terakhir yang terisolasi diyakini telah menghilang dari Pulau Wrangel di Samudra Arktik sekitar tahun 1700 SM.

Artikel terkait: 11 Hewan Langka di Indonesia yang Harus Dilestarikan

Badak Hitam Afrika Barat, Hewan yang Sudah Punah Sejak 2011

Badak Hitam Afrika Barat ditemukan di beberapa negara menuju wilayah tenggara Afrika. Dengan panjang 33.8 meter dan tinggi 1,4-1,7 meter, badak ini memiliki berat 800-1.300 kg. Hewan ini memiliki dua tanduk, satu berukuran 0,5 – 1,3 meter dan yang lainnya antara 2 – 55cm.

Makanan mereka adalah tanaman berdaun dan pucuk pohon yang sedang tumbuh. Beberapa percaya bahwa tanduk mereka dapat digunakan sebagai obat meskipun sampai saat ini tidak memiliki dasar dan fakta ilmiah. Hal ini pun menyebabkan perburuan besar-besaran.

Pada 1930-an dilakukan tindakan pelestarian untuk melindungi spesies tersebut, tetapi jumlahnya terus menurun. Badak Hitam Afrika Barat terakhir terlihat di Kamerun pada 2006. Badak ini dinyatakan punah secara resmi pada 2011.

Kepunahan hewan dapat disebabkan oleh berbagai hal. Namun, saat ini aktivitas manusialah yang menyebabkan beberapa hewan sudah punah. Misalnya, perusakan habitat karena perluasan lahan pertanian dan penebangan hutan. Dua aktivitas manusia tersebut merupakan penyebab utama beberapa hewan sudah punah.

Di samping itu, masih ada beberapa penyebab lain kepunahan pada hewan, seperti adanya serangan asteroid, polusi, masuknya spesies asing, kekurangan makanan, dan penangkapan ikan atau perburuan yang berlebihan. Ada beberapa hewan yang sudah punah. Kita dan keturunan kita saat ini hanya bisa menyaksikan hewan tersbeut dalam gambar atau foto.

Artikel terkait: 10 Hewan Paling Ramah di Dunia, Manis dan Menggemaskan!

Burung enggang kalimantan

Burung enggang (rangkong) atau Buceros rhinoceros borneoensis adalah spesies burung khas dari pulau Kalimantan, terutama Kalimantan Timur. Spesies yang sanggup hidup selama 35 tahun ini sebetulnya sudah lama masuk ke dalam daftar hewan dilindungi. Saat ini, populasinya mengalami sedikit peningkatan, tapi masih belum seperti yang diharapkan.

Laman Rangkong Indonesia mencatat bahwa enggang termasuk burung yang cukup besar dengan ukuran panjang tubuh mencapai 90 cm. Oh ya, bagi suku Dayak, burung enggang merupakan burung yang menjadi simbol kepemimpinan dan memiliki filosofi luhur.

Kerusakan habitat, perburuan liar, dan hilangnya hutan di Kalimantan menjadi beberapa faktor yang menyebabkan burung enggang nyaris punah. Kemampuan reproduksi burung enggang juga cukup rendah. Itu sebabnya, keberadaan burung ini wajib dilindungi dan dijaga supaya tetap lestari.

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Baca Juga: 5 Balapan Hewan Khas Nusantara yang Jadi Tradisi dan Agenda Budaya

Sudah umum diketahui bahwa orang utan adalah salah satu spesies yang terancam akibat rusaknya habitat mereka. Keberadaan hutan di Kalimantan Timur yang semakin menipis membuat populasi orang utan Kalimantan juga semakin menurun dari tahun ke tahun. Menurut data dari World Wildlife (WWF), habitat orang utan di Kalimantan telah berkurang 55 persen selama 20 tahun terakhir.

Bahkan, rusaknya habitat tersebut juga berdampak dengan penurunan populasi sebanyak 50 persen dalam 60 tahun terakhir. Jika tidak ada langkah serius dalam menangani hal ini, diperkirakan orang utan akan punah di waktu yang akan datang. Di antara semua spesies yang ada di dunia, orang utan Kalimantan Timur memiliki ciri fisik yang paling kecil dan sayangnya juga paling rentan terhadap stres.

Saat ini, sudah ada beberapa konservasi alam yang dibentuk khusus untuk menjaga dan melestarikan populasi orang utan. Meskipun begitu, kerusakan hutan yang sangat masif masih menjadi penyebab utama hilangnya keberadaan orang utan di alam liar Kalimantan.

Beruang madu adalah spesies hewan yang dijadikan maskot Kota Balikpapan. Namun, sayangnya, jumlah populasi beruang madu di alam liar tidak begitu menggembirakan. Laman Bear Conservation menulis bahwa beruang madu juga masuk ke dalam daftar merah IUCN, yang artinya termasuk hewan yang sangat terancam punah.

Itu sebabnya, keberadaan beruang madu juga dilindungi oleh undang-undang dan bagi siapa saja yang melakukan perburuan liar akan dikenakan hukuman yang berat. Beruang yang sanggup hidup selama 24 tahun ini memiliki sifat nokturnal, yakni aktif mencari makan di malam hari.

Habitat utamanya adalah hutan dengan pohon-pohon ukuran sedang yang tumbuh di pedalaman Kalimantan. Tingkat reproduksi beruang madu dinilai rendah, bahkan ada beruang madu dewasa yang hanya melahirkan sekali selama hidupnya. Biasanya, bayi beruang madu akan bersama induknya selama 18 bulan.

Pesut mahakam atau Irrawaddy dolphin adalah mamalia air yang juga sering disebut lumba-lumba air tawar. Spesies bernama ilmiah Orcaella brevirostris ini termasuk salah satu spesies yang nyaris tidak ditemukan lagi di alam liar akibat populasinya yang sudah sangat sedikit.

World Wildlife (WWF) dalam lamannya mencatat bahwa pesut mahakam merupakan kerabat dari pesut sungai di Asia Tenggara, misalnya lumba-lumba myanmar dan lumba-lumba Sungai Mekong, Kamboja. Di Indonesia, satu-satunya habitat dari mamalia langka ini ada di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Salah satu penyebab utama dari penurunan populasi pesut mahakam adalah rusaknya habitat yang disebabkan oleh polusi sungai. Berbagai macam limbah dan bahkan jaring liar telah membunuh banyak pesut dari tahun ke tahun. Jumlahnya di alam liar diperkirakan hanya puluhan sampai ratusan ekor saja.

Itulah beberapa spesies hewan yang ada di Kalimantan Timur yang statusnya sangat terancam punah. Kerusakan alam akibat ulah manusia telah menjadi bencana bagi habitat dari hewan-hewan tersebut. Yuk, kita lebih peduli terhadap kelestarian mereka di alam liar.

Baca Juga: 7 Hewan Ini Berkerabat dengan Hewan yang Gak Disangka, Bisa Tebak?

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Daftar Hewan yang Sudah Punah di Dunia

Berikut ini beberapa hewan yang sudah punah, seperti dilansir dari One Kind Planet.

Hewan yang Sudah Punah

Sebenarnya, di alam bebas masih banyak lagi hewan yang sudah punah sebelum sempat dicatat, dipelajari, dan diketahui secara ilmiah, Moms.

Banyak spesies hewan yang sudah punah jauh dari masa sekarang, sehingga banyak juga di antara kita yang tak sempat melihat wujud mereka.

Alhasil, anak-cucu kita tidak bisa melihat keberadaan mereka juga.

Lalu, apa saja hewan yang sudah punah? Simak penjelasan berikut ini untuk mengedukasi anak ya, Moms!

Foto: Harimau Jawa (dw.com)

Seperti namanya, harimau Jawa atau harimau loreng merupakan karnivora terbesar yang pernah hidup di Pulau Jawa.

Keberadaan hewan ini terakhir terlihat di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur pada tahun 1976.

Harimau jawa secara ilmiah sudah dinyatakan punah sejak 1980-an oleh International Union for Conservation Nature (IUCN).

Dikutip dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY, ada beberapa hal terkait perbuatan manusia yang membuat hewan ini punah.

Seperti kurang baiknya dalam menangani konservasi membuat hewan eksotis ini punah.

Selain itu, desakan manusia yang membuat pemukiman baru juga menyebabkan habitat hewan ini terus menghilang.

Ditambah lagi, perburuan terhadap hewan ini secara masif membuat keberadaan harimau Jawa sudah semakin langka bahkan punah.

Baca juga: Simak 14 Kumpulan Hewan Lucu yang Tersebar di Dunia, Ada yang Hampir Punah!

Foto: Quangga Hewan yang Sudah Punah (thehorse.com)

Quagga (Equus Quagga Quagga) merupakan kerabat dekat dari kuda dan zebra.

Hewan ini memliki tubuh berwarna coklat kekuningan dengan garis-garis hanya pada kepala, leher dan bahu. Sementara warna kaki pucat.

Quagga adalah satwa endemik daerah gurun dari benua Afrika yang akhirnya punah di alam liar pada 1870-an.

Quagga terakhir berada di kandang di sebuah kebun binatang di Inggris pada tahun 1880-an hingga akhirnya mati.

Satwa cantik ini telah diburu secara brutal oleh petani lokal maupun pemukiman pendatang di Afrika Selatan untuk diambil daging dan kulitnya.

Awalnya, Quagga ini hanya dianggap sebagai Zebra Burchell betina, atau zebra hasil kawin silang.

Oleh karenanya, para pemburu tidak berhenti memburunya sampai akhirnya menyadari bahwa zebra ini adalah spesies tersendiri.

Namun, semuanya sudah terlambat hingga akhirnya Quagga punah.

Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Hewan Endemik Khas Indonesia;

Foto: Stellers Sea Cow (animaldiversity.org)

Sapi laut atau Steller's Sea Cow merupakan mamalia herbivora yang berukuran besar.

Nama mamalia ini berasal dari Jerman Georg Steller yang pertama kali melaporkan keberadaan hewan eksotis ini pada tahun 1741.

Dipercaya, hewan ini bisa tumbuh hingga 8-9 meter dan beratnya bisa mencapai 8-10 ton, Moms!

Habitat hewan ini berada di Kepulauan Commander, yang terletak di antara pulau Copper dan Bering, di antara Alaska dan Rusia.

Hewan mamalia ini termasuk jinak dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk makan rumput laut.

Namun, hewan ini tidak bisa bertahan karena keganasan manusia.

Mamalia air raksasa berwajah seperti anjing laut dan berekor seperti lumba-lumba ini diburu hingga punah.

Foto: Monyet Merah (rewild.org)

Red Colobus Miss Waldron atau monyet merah berukuran hewan berukuran sedang yang dianggap punah sejak awal tahun 2000-an.

Hewan ini hidup di perbatasan antara Ghana dengan Pantai Gading dan merupakan hewan yang unik karena tidak memiliki jempol.

Hewan ini biasanya hidup secara bergerombol di atas kanopi pepohonan yang tinggi.

Namun, mereka harus mengubah cara bertahan hidup karena penebangan hutan besar-besaran oleh manusia.

Oleh karenanya, gerombolan mereka semakin mengecil. Hingga akhirnya mereka lebih lemah dalam menghadapi pemangsa di hutan.

Mereka juga akhirnya punah disebabkan oleh kelemahan genetik akibat perkawinan sedarah.

Foto: Mamut Hewan yang Sudah Punah (euronews.com)

Mamut merupakan genus gajah purba dan merupakan hewan yang sudah punah.

Ukuran tubuhnya lebih besar dibandingkan gajah normal yang saat ini ada di dunia.

Makhluk ini memiliki tinggi lebih dari 4 meter dan beratnya bisa lebih dari 6 ton.

Mereka berbulu dan taring melengkung bisa tumbuh mencapai panjang 5 meter.

Hewan yang sudah punah ini sudah tidak ada di Bumi akibat perburuan oleh manusia dan hilangnya habitat mereka melalui perubahan iklim.

Populasi mamut berbulu terakhir yang terisolasi diyakini telah menghilang dari Pulau Wrangel di Samudra Arktik sekitar tahun 1700 SM.

Mereka hidup dalam masa Pleistosen sejak 1,6 juta tahun lalu sampai sekitar 10.000 tahun lalu.

Baca juga: Mengenal Karakteristik Hewan Berdarah Dingin dan Hewan Berdarah Panas

Foto: Bison Kaukasus (flickr.com) (Orami Photo Stocks)

Bison Bonasus Caucasicus merupakan subspesies bison Eropa yang habitatnya berada di pegunungan Kaukasus yang memanjang di Eropa Timur pada abad ke-17.

Habitat satwa besar in berada di kawasan luas area Kaukasus Barat.

Saat manusia mulai banyak bermukim di sekitar habitatnya di abad ke-19, populasinya berkurang hingga tersisa sepersepuluh dari jumlahnya pada 2 abad sebelumnya.

Pada tahun 1860, diketahui bahwa populasinya masih ada sekitar 2000-an.

Namun, pada tahun 1917 jumlahnya drastis dan hanya tersisa 500-an, lalu berkurang lagi di tahun 1921 menjadi 50-an saja.

Meski begitu, perburuan terhadap hewan ini tak berhenti yang akhirnya 3 bison terakhir ditembak mati pada tahun 1927.

Foto: Serigala Falkland (sci-news.com)

Serigala Kepulauan Falkland (Dusicyon Australis) merupakan satu-satunya hewan mamalia darat asli Kepulauan Falkland, atau Kepulauan Malvinas.

Malvins merupakan kawasan terpencil 500 km di sebelah timur daratan Argentina.

Serigala Falkland memiliki bulu berwarna kuning kecokelatan dan ujung ekornya berwarna putih.

Pada tahun 1876 satwa terakhirnya ditemukan mati di kawasan barat Kepulauan Falkland.

Spesies ini merupakan satu-satunya spesies modern yang masuk dalam genus Dusicyon.

Genus ini adalah genus yang paling dekat dengan hewan seperti Lycalopex, termasuk Culpeo, yang dibawa ke Kepulauan Falkland pada zaman modern.

Baca Juga: Laju kepunahan berbagai spesies semakin menakutkan. Tidak heran, jumlah hewan yang sudah punah kian meningkat.

Hilangnya satu per satu spesies dari muka bumi mengartikan berkurangnya satu per satu kekayaan ragam hayati yang ada di alam.

Pada akhirnya, kerusakan alam dan hilangnya spesies tidak bisa kembali seperti semula.

Para ahli bahkan memperkirakan bahwa setiap tahunnya, puluhan bahkan ratusan spesies punah di alam liar.

Kepunahan beberapa hewan juga disebabkan oleh berbagai faktor, terutama intervensi manusia lewat perburuan maupun perusakan habitat aslinya.

Baca Juga: Mengenal Ciri dan Karakteristik Hewan Mamalia, dan 15 Contoh Hewannya

Moms, itulah tadi beberapa hewan yang sudah punah dan tidak bisa kita lihat lagi.

Semoga informasi tadi bisa membantu Moms meningkatkan pengetahuan Si Kecil, ya. Semoga bermanfaat!

KOMPAS.com - SpongeBob SquarePants adalah serial animasi populer yang pertama kali dikeluarkan pada 1999.

Serial itu menceritakan kisah dari spons kuning persegi bernama Spongebob Squarepants yang tinggal di rumah nanas bersama siput peliharaannya, Gary.

Serial tersebut dibuat oleh Stephen Hillenburg bersamaan dengan studio Nickelodeon sebagai rumah produksinya.

Baca juga: Ternyata Karakter Spongebob Terinspirasi dari Beberapa Sosok Komedian Terkenal

Berkat kepopularitasannya, SpongeBob SquarePants telah mendapatkan berbagai penghargaan semasa perjalanan kariernya di dunia hiburan.

Salah satu contohnya dapat dilihat melalui Penghargaan Pilihan Anak untuk Kartun Favorit di mana SpongeBob berhasil menyabet penghargaan itu sebanyak 20 kali.

Namun meski popularitas serial tersebut terus melejit, nyatanya masih banyak dari para penonton yang belum mengetahui jenis binatang laut apa Spongebob Squarepants ini.

Baca juga: Pink Menyesal Rilis Lagu SpongeBob SquarePants Weve Got Scurvy

Mulanya, pencipta serial SpongeBob, Stephen Hillenburg, merupakan seorang guru yang memiliki fokus dalam ilmu kelautan.

Sewaktu akan menciptakan karakter kotak kuning itu, Hillenburg berpendapat bahwa spons laut merupakan seekor hewan yang kurang menarik dan kurang terwakili.

Berkat itu, ia kemudian menjadikan spons laut sebagai desain awal SpongeBob dengan penambahan bentuk persegi yang menurutnya akan menonjolkan sisi “kutu buku” darinya.

Sedangkan untuk spesies spons laut asli dari karakter ini, Spongebob Squarepants diidentifikasikan sebagai spesies spons yang bernama Aplysina fistularis.

Baca juga: Viral, Unggahan Ikan Mirip dengan Karakter Flats di SpongeBob, Benarkah Ada?

Spesies spons laut ini berwarna juga kuning dalam kehidupan nyata, dan biasanya gampang ditemukan di sebuah perairan terbuka di sekitaran Laut Karibia.

Selain itu, Aplysina fistularis kerap disebut sebagai spons tabung kuning berkat ciri khasnya yang berbentuk lonjong seperti tabung dan berwarna kuning.

Tak hanya berbentuk layaknya tabung, spons jenis ini juga memiliki ukuran yang cukup besar sampai-sampai bisa melebihi 1 meter panjangnya.

Kalimantan Timur adalah wilayah geografis (provinsi) di Indonesia yang sangat kaya dengan alam dan hasil buminya. Berbagai macam jenis flora dan fauna ada di wilayah seluas lebih dari 125 ribu kilometer persegi tersebut.

Namun, sayangnya, keberadaan dari beberapa spesies di Kalimantan Timur sudah dalam keadaan yang memprihatinkan. Saat ini, bahkan populasi mereka sudah terancam hilang dari muka Bumi. Nah, hewan apa saja yang merupakan spesies endemik Kalimantan Timur dan terancam punah? Yuk, disimak!

Apakah kamu pernah melihat kucing besar seperti gambar di atas? Bahkan, penulis yang sudah menetap di Kalimantan Timur selama 30 tahun tidak pernah melihat keberadaan macan dahan di alam liar. Bukan tanpa sebab, pasalnya, spesies dengan nama ilmiah Neofelis diardi borneensis tersebut memang sangat langka.

Populasinya hampir tidak pernah terlihat lagi di alam liar Kalimantan Timur secara umum. Oh ya, macan dahan Kalimantan juga berkerabat dekat dengan macan dahan yang dulunya ada di Sumatra, dicatat dalam laman Science Direct. Di dunia, hanya tersisa dua jenis spesies macan dahan, yakni Neofelis diardi Kalimantan Timur dan Neofelis nebulosa yang mendiami semenanjung Thailand dan beberapa zona Asia Tenggara.

Jumlah macan dahan Kalimantan Timur sendiri tidak diketahui dengan pasti. Namun, ilmuwan dan ahli satwa memperkirakan bahwa jumlahnya tidak sampai 5 ribu ekor dan terus mengalami penurunan populasi akibat rusaknya hutan. Pada 2008, Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam Internasional (IUCN) memasukkan macan dahan Kalimantan Timur sebagai satwa yang terancam punah.

Bekantan atau Nasalis larvatus adalah spesies mamalia yang tergabung dalam kelompok primata dan memiliki habitat di Pulau Kalimantan. Di wilayah Kalimantan Timur, spesies bekantan mendiami wilayah Sungai Hitam di wilayah Samboja, Kutai Kartanegara. Bekantan juga dijuluki monyet berhidung panjang karena memang hidungnya terlihat unik.

Keberadaan bekantan juga sangat memprihatinkan akibat perburuan liar, penebangan hutan, dan perusakan habitat alam liar. Itu sebabnya, spesies bekantan menjadi salah satu spesies hewan yang sangat dilindungi oleh pemerintah Indonesia, bahkan oleh IUCN.

Yang membuat sedih adalah jumlah bekantan yang benar-benar sangat sedikit di alam liar. Menurut data yang ditulis dalam laman Cambridge, jumlah populasi bekantan di alam liar yang hidup mandiri hanya sekitar 300 ekor. Bekantan merupakan spesies yang rentan stres, bahkan mereka bisa mengalami kematian mendadak meskipun sedang berada di tempat penangkaran.