Stockholm Itu Apa

Toxic Relationship

Orang yang mengalami hubungan toksik dapat mengembangkan keterikatan emosional dengan pelakunya.

Pelecehan seksual, fisik, dan emosional, serta inses, dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

Selama waktu ini, seseorang dapat mengembangkan perasaan positif atau simpati untuk orang yang menyalahgunakannya.

Pelaku sering mengancam korbannya dengan menyakiti, bahkan akan menghabisi nyawanya. Korban mungkin mencoba untuk tidak membuat marah pelaku dengan menjadi patuh.

Pelaku juga dapat menunjukkan kebaikan yang dapat dianggap sebagai perasaan yang tulus.

Hal ini selanjutnya dapat membingungkan anak (korban) dan menyebabkan mereka tidak memahami sifat negatif positif dari hubungan tersebut.

Orang-orang yang diperdagangkan seringkali bergantung pada pelakunya untuk kebutuhan, seperti makanan dan air. Ketika pelaku memberikan itu, korban mungkin mulai mengembangkan perasaan positif terhadap pelakunya.

Mereka mungkin juga menolak bekerja sama dengan polisi karena takut akan pembalasan atau berpikir bahwa mereka harus melindungi pelaku kekerasan untuk melindungi diri mereka sendiri.

Apa Perbedaan Referral dan Afiliasi?

Perbedaan utamanya adalah hubungan antara brand dengan referral atau afiliasinya. Referral memberikan reward kepada pelanggan karena mengundang temannya untuk membeli produk atau layanan, sedangkan program afiliasi memberikan komisi kepada pendukung brand pihak ketiga, seperti influencer dan blogger, untuk merekomendasikan brand.

Komplikasi Stockholm Syndrome

Jika tidak segera diatasi, korban sindrom ini berpotensi mengalami komplikasi emosional dan psikologis yang serius. Salah satu komplikasi utamanya adalah post-traumatic stress disorder (PTSD).

Nah, PTSD membuat korbannya mengalami kilas balik, mimpi buruk, dan kecemasan berlebih yang berkepanjangan. Selain itu, pengidap sindrom mungkin juga mengalami penurunan harga diri.

Rasa percaya diri mereka sering terkikis oleh trauma yang mereka alami, ditambah dengan kebingungan emosional terkait perasaan positif mereka terhadap pelaku.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah trust issue (kesulitan untuk mempercayai orang lain), di mana korban menjadi sangat skeptis atau waspada terhadap orang-orang di sekitar mereka.

Hal ini bisa menghambat kemampuan korban untuk membangun hubungan yang sehat dengan orang lain. Trauma yang tidak diobati juga dapat memengaruhi kesehatan mental korban dalam jangka panjang.

Akibatnya, korban berisiko mengalami depresi, kecemasan, dan isolasi sosial.

Pertanyaan Umum seputar Referral Marketing

Di bagian ini, kami akan menjawab 3 pertanyaan umum seputar apa itu referral.

Keamanan informasi terjamin

Discord menjamin keamanan setiap orang yang menggunakannya karena Discord sendiri menggunakan server (peladen) yang telah terenkripsi. Setiap pesan yang masuk dari alamat IP pengguna ke server Discord akan terjamin keamanannya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir informasi pribadi akan bocor di aplikasi komunikasi ini.

Istilah stockholm syndrome sudah ada sejak tahun 1973

Istilah stockholm syndrome sudah ada sejak tahun 1973. Berawal dari kejadian perampokan di salah satu bank di Stockholm, Swedia. Dikutip Medical News Today, Jan Erik Olsson dan rekan narapidanya lainnnya melakukan perampokan serta menyekap empat pegawai bank. Mereka menyandera keempat orang tersebut di salah satu ruang brankas selama enam hari.

Menariknya, keempat korban itu justru punya hubungan emosional positif yang kuat dengan kedua pelaku. Setelah korban dibebaskan, mereka tidak ingin bersaksi di pengadilan. Bahkan, korban berupaya mengumpulkan dana untuk membela pelaku. Kriminologis dan psikiatris Nils Bejerot lantas mengungkapkan istilah stockholm syndrome sebagai respons psikologis yang muncul setelah kejadian penyekapan itu.

Diagnosis Stockholm Syndrome

Meskipun American Psychiatric Association (APA) tidak secara resmi mengakui stockholm syndrome sebagai gangguan mental yang spesifik, perilaku dan respons sindrom ini mirip sekali dengan trauma psikologis yang ekstrem.

Tidak ada kriteria diagnostik khusus untuk kondisi ini. Sebab, penelitian tentang stockholm syndrome masih terbatas.

Namun, para profesional kesehatan mental mengenali bahwa perilaku yang muncul dalam situasi traumatis, seperti yang ada dalam stockholm syndrome, mirip dengan gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD) atau gangguan stres akut.

Oleh karena itu, diagnosis untuk stockholm syndrome sering mengacu pada evaluasi gejala PTSD dan reaksi trauma lainnya.

Simpati terhadap pandangan pelaku

Korban bisa mulai membenarkan perilaku atau keyakinan pelaku, bahkan yang melibatkan kekerasan atau perilaku merugikan.

Mereka mungkin berpikir bahwa pelaku memiliki alasan yang sah untuk bertindak seperti itu, atau merasa bahwa pelaku sebenarnya adalah “korban” dari situasi yang lebih besar.

Penyebab terjadinya stockholm syndrome

Umumnya, korban mungkin akan merasa takut ketika berhadapan dengan pelaku penculikan, penyanderaan, atau pelaku kekerasan. Kebalikannya, fenomena stockholm syndrome ini justru menunjukkan perasaan positif korban kepada pelaku. Dilansir Simply Psychology, hal ini bisa saja terjadi karena beberapa faktor, sebagai berikut:

Apa Itu Referral dan Cara Membuat Program Referral untuk Bisnis

Di tengah ramainya media sosial seperti sekarang ini, referral adalah strategi marketing yang efektif bagi banyak toko online. Program ini membantu menjangkau orang-orang, menarik calon pelanggan, dan meningkatkan penjualan.

Salah satu contoh terbaik untuk program referral adalah milik TheSkimm. Perusahaan berita ini melayani sekitar 7 juta orang, dan 10% pengguna barunya berasal dari program tersebut. Dropbox juga menerapkannya, yang meningkatkan rasio konversi hingga 3.900% dalam 15 bulan.

Nah, kali ini, kami akan membahas apa itu referral beserta manfaat dan contohnya. Kami juga akan menjelaskan cara membuatnya untuk membantu Anda dan bisnis Anda, termasuk tips, ide, dan rekomendasi software. Check it out!

Referral adalah strategi marketing mulut ke mulut yang mengajak pelanggan untuk merekomendasikan produk suatu brand ke orang lain. Melalui program ini, pelanggan akan mendapatkan komisi (reward), bisa berupa diskon atau produk gratis.

Pada dasarnya, tujuan program referral adalah meminta pelanggan untuk menjadi pendukung sebuah brand. Mereka nantinya akan tergabung dalam sebuah campaign, lalu mendapatkan link atau kode khusus untuk dibagikan ke orang-orang terdekatnya.

Biasanya, pelanggan ini akan menerima insentif atau komisi setelah penerima referralnya membeli produk menggunakan link atau kode tersebut.

Salah satu contohnya adalah program “Refer a Friend” dari Casper yang menawarkan gift card Amazon senilai $10 saat teman pemberi referral membeli kasur untuk pertama kalinya.

Proses ini bisa cukup sulit dimonitor karena setiap anggota punya kode atau link khusus. Oleh karena itu, sejumlah perusahaan menggunakan software khusus untuk mengotomatiskan alurnya. Mulai dari pembuatan link sampai pengiriman reward, semuanya berjalan otomatis.